Cerita Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.
Candi Borobudur terdiri dari sembilan tingkat yang membentuk sebuah piramida besar dengan panjang sisi sekitar 118 meter. Di setiap tingkatnya terdapat relief-relief yang menceritakan ajaran Buddha dan kehidupan sehari-hari pada masa itu. Total terdapat sekitar 2.672 relief pada candi ini.
Tidak ada nama seorang penemu Candi Borobudur. Candi Borobudur telah ada sejak berabad-abad lalu dan telah ditemukan oleh masyarakat sekitar pada masa lalu.
Berdasarkan beberapa teori, Candi Borobudur didirikan oleh Wangsa Syailendra pada awal abad ke-8. Ada juga beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Raja Samaratungga dari Wangsa Sailendra menjadi penyandang dana pembangunan candi ini. Karena itu, bisa jadi Raja Samaratungga turut memimpin para pembuat pembangunan Candi Borobudur.
Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra karena pada masa itu dinasti Syailendra adalah penganut agama Buddha Mahayana yang memegang peranan penting dalam pengembangan agama Buddha di wilayah Nusantara (sekarang Indonesia).
Dalam sejarahnya, dinasti Syailendra dikenal sebagai penguasa yang mendukung perkembangan agama Buddha dan banyak membangun candi-candi Buddha. Candi Borobudur sendiri dibangun atas perintah raja dinasti Syailendra, Samaratungga, pada awal abad ke-9 Masehi.
Selain sebagai tempat pemujaan Buddha, Candi Borobudur juga dibangun sebagai simbol kekuatan dan kejayaan kerajaan Syailendra. Pada masa itu, keberadaan candi Buddha dianggap sebagai tanda kemajuan dan kebesaran suatu kerajaan. Oleh karena itu, pembangunan Candi Borobudur juga dimaksudkan untuk menunjukkan kebesaran dan keagungan dinasti Syailendra.
Candi Borobudur dibangun dalam waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 75 tahun. Pembangunannya dimulai pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada awal abad ke-8 Masehi dan diperkirakan selesai pada masa pemerintahan raja Pramudya Wardhani pada awal abad ke-9 Masehi.
Proses pembangunan Candi Borobudur dilakukan secara bertahap dan melibatkan ribuan pekerja yang berasal dari berbagai daerah. Batu-batu yang digunakan untuk membangun candi ini dipotong dan diangkut dari lereng Gunung Merapi yang berjarak sekitar 40 km dari lokasi Candi Borobudur.
Selama pembangunannya, Candi Borobudur mengalami beberapa kali pergantian penguasa dan beberapa kali terjadi perubahan desain. Hal ini bisa dilihat dari perbedaan gaya arsitektur dan ukiran relief pada bagian-bagian tertentu dari candi.
Meskipun mengalami kerusakan dan terlantar selama beberapa waktu, Candi Borobudur berhasil direstorasi dan kini menjadi salah satu keajaiban dunia yang sangat menakjubkan.
Arsitektur Candi
Pembuat desain Candi Borobudur masih menjadi misteri hingga saat ini karena tidak ada catatan sejarah yang secara jelas menyebutkan siapa arsitek atau perancang bangunan ini. Namun, diperkirakan bahwa pembangunan Candi Borobudur dilakukan oleh banyak arsitek dan pengrajin yang terampil pada masa itu.
Candi Borobudur merupakan contoh arsitektur Buddha Mahayana yang sangat kompleks dan dipenuhi dengan relief yang sangat indah dan detail. Relief ini menggambarkan ajaran Buddha dan kehidupan sehari-hari pada masa itu.
Meskipun pembuat desainnya tidak diketahui, dapat dipastikan bahwa pembangunan Candi Borobudur melibatkan para ahli matematika, astronomi, dan teknologi yang sangat terampil. Hal ini dapat dilihat dari bentuknya
Meski tidak ada informasi pasti mengenai siapa pembuat desain Candi Borobudur, candi ini dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia yang memiliki arsitektur yang sangat canggih dan unik. Candi Borobudur juga diakui sebagai monumen penting bagi peradaban manusia dan merupakan bukti keberhasilan perpaduan seni, agama, dan teknologi pada masa itu.
Tujuan Candi Borobudur dibuat zaman Dinasti Syailendra
Seiring dengan perjalanan waktu dan berdasarkan penelitian sejarah serta catatan prasasti yang ditemukan di sekitar candi tersebut, para sejarawan menyimpulkan bahwa pembangunan Candi Borobudur bertujuan untuk beberapa hal.
- Pertama, pembangunan Candi Borobudur dimaksudkan untuk memperlihatkan kekuatan dan keagungan Kerajaan Syailendra kepada rakyatnya maupun ke kerajaan-kerajaan lain pada masa itu. Candi Borobudur yang merupakan salah satu candi Buddha terbesar di dunia tersebut, menunjukkan kekayaan dan kemampuan teknis dan artistik yang luar biasa dari para pengrajin dan arsitek pada masa itu.
- Kedua, pembangunan Candi Borobudur juga bertujuan sebagai tempat pemujaan dan penghormatan kepada agama Buddha, yang pada saat itu mulai menyebar di wilayah Jawa dan Indonesia. Candi Borobudur didirikan sebagai wujud dari dukungan dan pemeluk agama Buddha oleh Kerajaan Syailendra.
- Ketiga, Candi Borobudur juga memiliki peran sebagai tempat perenungan atau meditasi bagi para biksu dan umat Buddha. Candi Borobudur dirancang sebagai struktur bertingkat yang melambangkan perjalanan spiritual seorang umat Buddha dari dunia material ke dunia spiritual.
- Terakhir, pembangunan Candi Borobudur juga dapat dipandang sebagai upaya dari Kerajaan Syailendra untuk memperkuat pengaruh budaya India dan agama Buddha di wilayah Jawa dan Indonesia. Arsitektur dan ornamen Candi Borobudur dipengaruhi oleh gaya seni India kuno dan merupakan bukti dari pertukaran budaya dan peradaban antara India dan Indonesia pada masa lalu.
Dengan demikian, pembuatan Candi Borobudur pada masa Dinasti Syailendra memiliki tujuan yang beragam, mulai dari tujuan politik, agama, spiritual, hingga budaya. Candi Borobudur telah menjadi sebuah monumen sejarah dan keagungan seni budaya Indonesia dan juga menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh dunia.
Candi Borobudur adalah salah satu situs bersejarah terkenal di Indonesia yang memiliki beragam mitos dan legenda yang terkait dengannya.
Beberapa mitos yang terkait dengan Candi Borobudur di antaranya adalah:
- Mitos tentang Asal Usul Candi Borobudur
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat Jawa, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga sebagai tanda cintanya kepada ibunya, Ratu Pramudawardhani. Ratu Pramudawardhani konon berasal dari klan dewa dan bertekad untuk membangun sebuah kuil besar sebagai tanda syukur kepada Sang Pencipta. Raja Samaratungga yang ingin memuaskan hati ibunya pun memerintahkan pembangunan Candi Borobudur.
- Mitos tentang Konstruksi Candi Borobudur
Ada beberapa mitos yang berkembang di masyarakat seputar konstruksi Candi Borobudur. Salah satunya adalah bahwa Candi Borobudur dibangun tanpa menggunakan alat bantu seperti kail dan kereta, melainkan hanya menggunakan tangan dan tenaga manusia saja. Selain itu, ada juga mitos bahwa Candi Borobudur dirancang sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan resonansi suara yang dapat membantu dalam meditasi dan perenungan.
- Mitos tentang Makna Simbolik Candi Borobudur
Candi Borobudur memiliki banyak simbol dan makna yang dianggap memiliki kekuatan spiritual oleh masyarakat. Salah satu mitos yang terkait dengan simbolisme Candi Borobudur adalah bahwa jumlah stupa di atas candi (72 stupa) mewakili jumlah dosa yang harus dilalui sebelum mencapai Nirwana.
- Mitos tentang Harta Karun Candi Borobudur
Candi Borobudur juga dianggap memiliki harta karun yang disembunyikan di dalamnya. Konon, para raja Jawa kuno menyimpan harta karun di dalam Candi Borobudur untuk melindunginya dari serangan musuh. Namun, hingga saat ini belum ada bukti konkret mengenai keberadaan harta karun tersebut.
Meskipun mitos dan legenda terkait Candi Borobudur tidak dapat dipastikan kebenarannya, namun hal tersebut menambah daya tarik dan keunikan situs bersejarah yang sangat populer di Indonesia dan dunia.
Pada Zaman Kolonial
Pada masa kolonial Belanda di Indonesia, Candi Borobudur menjadi perhatian para peneliti dan arkeolog. Pada tahun 1814, seorang insinyur Belanda bernama H.C. Cornelius memimpin sebuah tim untuk membersihkan dan mengungkap Candi Borobudur dari tumpukan tanah dan vegetasi yang menutupinya selama bertahun-tahun.
Pada tahun 1835, seorang ahli arkeologi Belanda bernama Casparis memulai upaya untuk mengkaji Candi Borobudur secara lebih terperinci. Kemudian pada tahun 1907-1911, tim arkeolog Belanda di bawah pimpinan Theodoor van Erp memulai usaha besar-besaran untuk merekonstruksi Candi Borobudur dan mengembalikannya ke bentuk aslinya.
Selama periode kolonial Belanda, Candi Borobudur menjadi objek studi arkeologi dan antropologi yang penting bagi para peneliti Belanda. Beberapa peneliti Belanda seperti Van de Kamer dan N.J. Krom menghasilkan karya tulis yang terkenal tentang sejarah dan arsitektur Candi Borobudur. Pada awal abad ke-20, banyak warga Belanda yang berkunjung ke Candi Borobudur untuk melihat keajaiban arsitektur dan seni dari candi tersebut.
Namun, di sisi lain, pengelolaan Candi Borobudur pada masa kolonial Belanda tidak selalu menghargai nilai sejarah dan budaya dari candi tersebut. Pada tahun 1885, pemerintah kolonial Belanda mengizinkan beberapa blok batu candi dipindahkan ke Belanda untuk dijadikan koleksi di museum etnografi di Leiden. Tindakan ini menuai protes dari kalangan intelektual dan aktivis nasionalis Indonesia yang menuntut penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia. Hal ini kemudian memicu gerakan nasionalis Indonesia yang lebih kuat untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan penghargaan terhadap identitas dan warisan budaya bangsa Indonesia.
Selain itu, Candi Borobudur juga memiliki nilai sejarah yang penting karena menjadi bukti perkembangan peradaban dan keagamaan di Indonesia pada masa lampau. Meskipun terdapat beragam mitos dan legenda terkait dengan Candi Borobudur, namun situs ini tetap memiliki nilai penting dan menjadi destinasi wisata yang populer bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri.
Dengan demikian, Candi Borobudur mengalami masa sulit pada masa kolonial Belanda dan mengalami kerusakan akibat letusan gunung Merapi. Namun, upaya restorasi dan pemugaran yang dilakukan berhasil mengembalikan kejayaan Candi Borobudur dan memperlihatkan keindahannya yang sejati. Oleh karena itu, Candi Borobudur layak dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi Indonesia dan dunia.
Candi Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Candi ini menjadi salah satu tempat wisata yang terkenal di Indonesia dan menjadi tujuan wisatawan dari seluruh dunia.
0 Response to "Cerita Candi Borobudur "
Post a Comment